Kamis, 03 April 2014

Sejarah : Tradisi Masyarakat Indonesia pada Zaman Pra-Aksara

1. Sistem Kepercayaan. Sistem kepercayaan bangsa Indonesia mulai muncul sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan lukisan-lukisan pada dinding goa di Sulawesi Selatan. Lukisan itu berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang dirantangkan. Lukisan seperti ini diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol pelindung untuk mencegah roh jahat. Ada juga cap tangan dengan jari-jari tidak lengkap yang merupakan simbol berkabung dan penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini berkembang sejak masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Selain sebagai simbol penghormatan terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan terhadap kekuatan alam. Adanya kepercayaan semacam ini antara lain terungkap dengan ditemukannya bangunan megalithikum yang dianggap mempunyai kekuatan. Corak kepercayaan seperti ini dinamakan dinamisme. 2. Sistem Kemasyarakatan Dengan semakin bertambahnya jumlah manusia, sistem kemasyarakatan mulai tumbuh. Gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang mendasar dalam menjalankan berbagai kegiatan hidup, seperti menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih, dan lain-lain. Demi menjaga kehidupan bersama agar tetap harmonis, manusia menyadari akan pentingnya aturan-aturan yang harus disepakati bersama agar aturan tersebut ditaati. Ditunjuk pula seorang pemimpin yang bertugas menjamin berlakunya aturan-aturan ini. Proses perubahan tata kehidupan terus berlangsung secara perlahan-lahan. Selanjutnya pada masa perundagian, tata kemasyarakatan semakin teratur. Rasa kesetiakawanan yang kuat dibarengi dengan munculnya golongan-golongan mesyarakat seperti golongan pemimpin agama dan golongan petani. 3. Sistem Bahasa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Hal ini juga membuat Indonesia memiliki jumlah dialek bahasa yang beagam pula. Bahasa-bahasa yang ada di Indonesia sendiri termasuk dalam rumpun Bahasa Melayu Austronesia atau bahasa melayu kepulauan selatan. Perkembangan Bahasa Melayu terlihat jelas pada zaman Kerajaan Sriwijaya setelah mendapat pengaruh dari Bahasa Sansekerta. Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi atau bahasa Prasasti Keparaan Sri Wijaya. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Melayu berhasil menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan atau menjadi bahasa perantara diseluruh kepulauan Nusantara. 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Masyarakat sejarah telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat mengetahui angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain itu, masyarakat juga telah mengenal ilmu astronomi sebagai penunjuk arah dalam pelayaran atau sebagai penunjuk waktu dalam bidang pertaian. Oleh karena itu, mereka telah mengetahui secara teratur waktu bercocok tanam, panen, dan saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan. 5. Ekonomi Masyarakat Indonesia sejak masa praaksara telah mengenal hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lain. Hali ini dikarenakan masyarakat pada setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Hubungan perdagangan yang mereka kenal pada saat itu adalah sistem barter, yaitu saling tukar menukar barang yang besar kecil nilai barangnya telah disepakati bersama. Selain itu, ada dugaan bahwa saat itu mulai dikenal alat tukar berupa kulit kerang yang indah. Adapun barang-barang dagangan masyarakat praaksara antara lain sebagai berikut: a. Ramuan hasil hutan. b. Hasil pertanian atau peternakan. c. Benda hasil kerajinan. d. Garam.
Title: Sejarah : Tradisi Masyarakat Indonesia pada Zaman Pra-Aksara; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar